Mar 27, 2013

Penyalahgunaan Kata Anarkis dan Emosi

Semalam saat sedang berselancar di Internet, iseng-iseng buka sebuah website dari media online terkenal di Indonesia.

Dari salah satu berita lama, saya membaca sebuah kalimat "kongres yang dihadiri oleh puluhan politisi itu pun berubah menjadi anarkis". Pada kalimat tersebut, kata "anarkis" seakan-akan digunakan menjadi pengganti kata "kekerasan", "rusuh" dan hal serupa lainnya. Padahal bukan itu arti dari kata "anarkis".

Hal serupa juga sering terjadi pada penggunaan kata "emosi". Kata "emosi" di Indonesia sering disalah artikan menjadi kata marah, amarah, kesal dan hal serupa lainnya. Padahal bukan.

Lalu apa dong definisi sebenarnya dari Anarkis dan Emosi? Kita bahas di paragraf selanjutnya.

anarki dan emosi


Denifisi Anarkis

Menurut wikipedia, Kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Indonesia memiliki banyak komunitas anarkis yang benar benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarki di Indonesia masihlah amat sempit di akibatkan pembodohan pemerintahan yang tidak mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Anarkis)

Singkatnya, Anarki sebenarnya adalah sebuah paham tentang hidup anti-pemerintah. Dan Anarkis berarti orang-orang yang hidup dengan paham tersebut. Benar, tindakan anarkis memang identik dengan kekerasan, namun kata tersebut hanya cocok dipakai untuk kekerasan yang berhubungan dengan tindakan anti-pemerintah.

Contoh:

"Demonstrasi massa yang dimulai dengan damai itu pun akhirnya berakhir dengan tindakan anarkis. Bentrokan dengan polisi tak terhindarkan lagi"

Pada kalimat tersebut, kata anarkis digunakan untuk menggambarkan bentrokan antara massa demonstran dengan polisi. Dalam hal ini, polisi adalah salah satu lembaga pemerintahan. Jadi penggunaan kata "tindakan anarkis" cocok digunakan dalam kalimat ini. Berbeda ketika penggunaannya selama ini di media luas, dimana anarkisme selalu digunakan untuk mengganti kata kekerasan, tak peduli apakah pihak pemerintahan terlibat atau tidak.

Definisi Emosi

Menurut wikipedia, Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi)

Jadi salah apabila selama ini ada teman atau kenalan Anda (atau bahkan anda sendiri) yang menggunakan kata emosi sebagai pengganti kata marah. Karena marah adalah hanya salah satu dari emosi, begitu juga dengan sedih, kesal, bete, kaget, dan bahagia.

Kalau lain kali anda dengar ada seseorang yang berkata "Udah Bang, jangan emosi Bang, sabar bang. Tarik nafas dulu lah biar gak emosi begitu..", Anda boleh tertawa di depan mukanya.

Dec 10, 2011

Candu Game Online



Semua orang suka game, terutama game yang memungkinkan kita berinteraksi dengan pemain lainnya. Untuk hal itu, game online juaranya. Game online memungkinkan interaksi antara para pemainnya, bahkan tanpa mempedulikan jarak. Kecanggihan internet memang telah dipergunakan sebaik-baiknya pada segala bidang, termasuk dalam bidang game ini.


Menurut bahasanya, Game online adalah Game komputer, console ataupun gadget apapun yang dapat dimainkan oleh multipemain melalui internet. Biasanya disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online atau dapat diakses langsung (mengunjungi halaman web yang bersangkutan) atau melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut.

Menurut LigaGame, pada awalnya game online masuk ke Indonesia sekitar tahun 2001. Informasi yang didapat kurang lebih 20 judul game online yang masuk ke Indonesia pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa antusias parah gamers Indonesia sangat besar. Pada saat itu game yang beredar bermacam-macam genre yaitu action, sport, maupun RPG(role-playing game)

Saya ingat benar game online yang masuk pertama kali ke Indonesia itu adalah Nexia, the kingdom of the wind. Pada saat itu saya, yang notabene adalah gamer, sangat antusias akan kehadirannya. Kedatangan game MMORPG pertama di Indonesia itu telah berhasil menyingkirkan counter strike dan warcraft dari hati para online gamer, yaa setidaknya dihati saya ;p

Mulai dari situ, game online serasa jamur, tumbuh dan berkembang dari berbagai macam developer di berbagai negara. Kalau boleh dibanggakan, pasar game online di indonesia gak kalah sama pasar game online di belahan bumi lainnya. Bahkan menurut gameloft (salah satu developer game dunia), Indonesia merupakan negara urutan ke 4 dalam hal jumlah pemain game onlinenya. Wow hebat gak tuh!

Tapi tak bisa dipungkiri, kesuksesan dan perkembangan game online di Indonesia mulai membawa dampak negatif, ya seperti kata pepatah, apapun yang berlebihan pasti akan berakhir tidak baik. Begitu juga pada masalah ini. Kehadiran game online di Indonesia telah menggantikan permainan tradisional di hati para anak-anak Indonesia. Kemudahan aksesnya yang didukung oleh warnet game yang tersebar di berbagai wilayah telah merangsang para anak-anak tersebut untuk bahkan membolos, membohongi orang tua, bahkan menjadi dunia tersendiri bagi para anak-anak tersebut.

Saya, yang dulu juga adalah online gamer, yang dulu juga pernah terjebak didalam masalah tersebut, yang akhirnya berhasil merangkak keluar dan mulai memperbaiki hidup kembali, ingin mengingatkan pada online gamer sekalian. Bahwa dalam game, kita adalah pemain yang mengontrol game. Jangan biarkan game yang memainkan kamu. ;)

Nb: Saya masih gamer kok sampe sekarang, gamer yang mengontrol gamenya tapi ;p

Salam hangat,
Gamer

Nov 27, 2011

Krisis Ide

Kalimat "Krisis Ide" boleh dibilang masih saudara sama "Habis Ide". Mempunyai nama lain "Kering Ide" di beberapa tempat di Indonesia dan mempunyai tempat kelahiran yang sama dengan si "Putus Ide".

Lupain sejenak kalimat pembuka blog post ini, gue akuin itu emang jayus, oke puas? Kembali lagi ke masalah krisis ide. Jadi ceritanya gini, kerjaan gue itu memang kalo didenger sekelebat terdengar gampang, banyangin aja: Social Media Specialist. Wah pasti pada mikirnya enak banget tuh kerjaannya cuma fesbukan, twitteran terus digaji orang. Awalnya gue juga mikir kayak gitu, hobi + gaji = surga, tapi ternyata jabatan ini punya sisi gelap yang tidak diketahui oleh banyak orang. (sfx: debu tertiup angin..)

Permasalahannya ada di dua hari lalu, bos gue kasih PR ke gue. Katanya "van, tolong bikinin media kit tentang social media. Sama lengkapi project building kamu buat campaign social media ya". Oke, ada dua kerjaan tuh berarti, media kit sama design project building, waktu itu gue kira bakalan selesai cepet, tapi ternyata... Krisis ide melanda.

Krisis ide itu bagaikan tornado kalo dibidang pekerjaan gue, bisa dibilang kalo kerjaan gue ini 60% ide, 30% ngomong dan 10% action. Jadi sekarang lo pikir aja kalo ide gue lagi mentok, berarti pekerjaan gue terhambat 60% alias gak jalan.

Waktu posting blog ini dibuat, gue sama sekali belum memulai dua PR diatas, padahal udah mesti dikirim besok pagi, calon begadang lagi deeehhh..

Moga-moga dengan menulis di blog ini, muncullah kembali ide-ide brilian nan indah yang dulu selalu bersembunyi ke sisi gelap otak ini. 

Cukup sekian tulisan gue kali ini, semoga para pembaca sekalian dijauhkan dari krisis ide seperti yang sedang saya alami sekarang ini, khususnya bagi para pekerja yang menggunakan ide sebagai mesin pekerjaannya.

Thanks!